Thursday, May 26, 2011

Lingkungan Buruk Sebabkan Penyakit


Dari berbagai kasus penyakit yang sering terjadi di tambak,biang keladinya adalah keadaan lingkungan yang buruk. Mengapa lingkungan yang di kambinghitamkan?
Telah dikatakan pada minggu lalu, bahwa pada hakikatnya bibit penyakit selalu terdapat di alam atau tambak dalam keseimbangan yang dinamis dengan kehidupan hewan-hewan lainya. Dengan kata lain, kita tidak mungkin membikin suatu tambak yang betul-betul steril, betul-betul bebas dari hama dan penyakit udang. Kalau tambak tersebut steril, hewan lain pun seperti plankton dan bakteri penyubur tanah, yang sebenarnya bermanfaat dan di butuhkan,tidak akan bisa hidup. Jelas kondisi seperti itu tidak kita inginkan.
Yang di harapkan adalah perairan tambak yang subur unsure hara, mineral, dan jasad-jasad hidup lainya yang di perlukan udang. Di sini memang menghadapi suatu delima. Di satu pihak kita mengharapkan suatu tambak yang subur, yang memungkinkan jasad-jasad yang bermanfaat dan berkembangdengan baik. Namun sejalan dengan itu, jasad pathogen pun akan berkembang.

Justru itu, timbul suatu pernyataan, kalau toh memang bibit penyakit sulit dibrantas sama sekali, bagaimanakah caranya agar udang kita tidak terserang penyakit? Jawabanya sangat sederhana, yaitu jaga jangan sampai terjadi ledakan populasi bibit penyakit tersebut.
Untuk menjaga agar tidak terjadi ledakan populasi (epizootic) bibit penyakit, ada beberapa hal yang di perlu di perhatikan. Pertama, kelimpahan bahan organic. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, bibit penyakit memerlukan makanan, yang umumnya berupa bahan-bahan organik yang terdapat di air.
Dalam hal ini,ada suatu hubungan yang linear antara bahan organic dan jumlah serta jenis populasi organisme. Makin banyak jumlah bahan organic, makin banyak jumlah dan jenis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Dengan kata lain, makin kotor atau keruh air tambak air tambak tersebut, makin banyak jumlah dan jenis organisme yang hidup di dalamnya, baik itu tidak berbahaya maupun yang membahayakan.
Sebagai contoh, hasil dari pengamatan di lapangan, iar tambak yang memiliki kecerahan 30-40 cm, ternyata memiliki kandungan jasad- jasad renik kurang lebih 4-80 ribu ekor permililiter. Sedangkan pada air pada kecerahan 20 cm, kandungan reniknya sudah meningkat dratis, yaitu sekitar empat sampai enam juta ekor permililiter air.dari contoh ini dapat dimengerti alasanya mengapa kita harus selalu memperhatikan dan mempertahankan kecerahan ini.
Kedua,siklus hidup. Organisme renik yang banyak hidup di air umumnya berasal dari golongan hewan tingkat rendah yang mempunyai siklus hidup atau umur yang relatif singkat. Ada yang berumur beberapa jam, tapi ada ynga sampai beberapa hari, bergantung pada jenisnya.
Dalam waktu yang waktu yang singkat tersebut, mereka dapat melakukan satu siklus kehidupanya berkembang baik, tumbuh dewasa, dan berkembang biak lagi. Dengan demikian, perkembangan populasinya akan sangat cepat sekali.
Misalnya dalam satu mililiter air terdapat 60.000 ekor organisme kemudian beranak, katakanlah paling sedikit mereka menghasilkan dua anak, maka hanya dalam beberapa jam populasi organisme tersebut sudah meningkat dua kali lipat.
Inilah yang menjadi salah satu alas an mengapa kita harus sering ganti air. Diharapkan, dengan pengantian air yang rutin, setidaknya jumlah oragnisme tersebut dapat sedikit di tekan.

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger