Thursday, May 26, 2011

Abiotik Bisa Sebabkan Penyakit


Kali ini di bahas beberapa penyakit yang di sebabkan aspek biotic. Dalam pengertian sederhana, penyakit ini di sebabkan infeksi, udang tercemar polutan, atau suatu kondisi/ keadaan lingkungan yang menyebabkan udang menjadi sakit, misalnya logam berat, pH tanah, limbah industri, pestisida, racun-racun yang di produksi makhluk hidup, lain-lain. Sehingga, jelas bahwa penyakit ini bukan di sebabkan terinfeksi penyakit yang berasal dari makhluk hidup lainya.
Keadaan Tanah
Di beberapa tempat di Indonesia, banyak di jumpai tanah berkadar asam dengan kisaran pH 4-5. Padahal, untuk budidaya udang di butuhkan tanah ideal dengan pH 5,5. Tanah yang asam dapat saja di gunakan, asal di lakukan pengapuran sehingga di peroleh tanah dengan pH tadi. Tanah asam di kawasan Asia banyak di jumpai dan umumnya mempunyai kecenderungan senyawa pyrite dan besi sulfide.

Apabila kedua bahan tersebut berhubungan oksigen atau mengalami proses oksidasi dengan bantuan bakteri aerob, akan di hasilkan besi oksida dan asam sulfat. Dalam proses oksidasi, pyrite di dalam tanah atau endapan tanah tambak berperan dalam pembentukan senyawa besi dan alumunium yang terlarut dalam air atau degradasi dari bahan organic yang terdapat dalam tanah.
Berdasar pengamatan di lapangan, di ketahui keadaan tanah asam akan menurunkan produktivitas tambak melalui: 
  1. Pengurangan kandungan fostor dengan cara senyawa fosfor segera berikan dengan senyawa lain, sehingga jumlah fosfor menurun secara drastis dan hal ini akan menyebabkan menurunnya masa phytoplankton. Apabila keadaan ini tidak segera di arasi dengan pemupukan fosfor, phytoplankton segera mati dan kecerahan tambak menjadi sulit di kendalikan. Kemudian, keadaan ini menyebabkan kondisi udang menjadi lemah dan udang akan mudah terserang penyakit.
  2. Pengurangan populasi bakteri tertentu yang ada di dalam air atau endapan tambak. Hal ini di sebabkan keadaan dan kondisi tanah tersebut tidak sesuai dengan habitat yang di perlukan bakteri tadi, padahal bakteri-bakteri tersebut di butuhkan untuk membuat atau menciptakan situasi dan kondisi perairan berikut keadaan dasar-dasar tambak yang sesuai dengan kebutuhan habitat udang.
  3. Keadaan fauna dari jasad renik yang tidak sesuai dengan kehidupan jasad renik tersebut menyebabkan jumlah populasi pakan alami (natural food) berkurang drastis. Apabila petambak tidak jeli dalam pengaturan jumlah pakan yang di berikan kepada udang, udang akan menderita kekuranganpakan. Dan, apabila berlanjut hal ini, keadaan ini menyebabkan udang menjadi sakit.
  4. Keadaan tanah yang asam atau basa akan emnyebabkan gangguan secara kimiawi atau fisik selaput insang atau kulit tubuh udang, sehingga terjadi iritasi dan insang akan mengeluarkan lender. Selanjutnya, hal ini menyebabkan gangguan pernafasan pada udang dan proses osmoregulasi.
Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan tercemar limbah industri atau limbah pertanian yang mengandung air logam berat maupun senyawa kimia yang beracun, misalnya pestisida, menyebabkan udang stress, sakit ringan, atau sakit berat yang dapat menyebabkan kematian secara bertahap atau masal.
Demikian halnya dengan keadaan lingkungan yang kurang cocok untuk budidaya udang, misalnya kandungan kadar garam air (salinitas) pada musim kemarau yang tinggi dan pada musim hujan mendekati angka nol. Ini berdampak negative pada pertumbuhan udang.
Salinitas yang tinggi, di atas 20%, untuk udang masa tumbuh akan menyebabkan pertumbuhannya terhambat. Selanjutnya, semakin tinggi derajat udang, maka keseimbangan proses osmoregulasi semakin berat dan udang memerlukan energi yang lebih banyak untuk proses tesebut, padahal di sisi lain nafsu makan udang akan menurun darstis. Sebaliknya, pada salinitas di bawah 12% juga akan terjadi gangguan proses osmoregulasi, tetapi tidak seberat pada keadaan dengan salinitas yang tinggi. Dalam keadaan ini, udang cenderung tumbuh lebih cepat, tetapi yang menjadi masalah dalam kehidupan biologis "tumbuh cepat juga merupakan stress bagi makhluk tersebut, tetapi masih dalam takaran ringan" sedangkan disisi lain pada salinitas di bawah 10%, jumlah populasi bakteri yang pathogen bagi udang cenderung semakin meningkat. Sehingga, dalam keadaan ini persentase udang yang akan terinfeksi penyakit akan memberikan peluang yang lebih besar di bandingkan dengan udang yang di pelihara dalam salinitas yang lebih tinggi.

Penyakit Merah
Penyakit merah (red disease) merupakan penyakit yang gawatdan keadaan ini telah banyak di laporkan. Tanda-tanda penyakit ini, mula-mula udang berwarna hijau kekuning-kuningan dan apabila infeksi ini semkin berat, udang akan berwarna merah. Pada udang yang mati terjadi atropi pada hepathopankreas. Penyebab kematian pada penyakit ini belum di ketahui secara pasti. Tetapi,di filiphina di laporkan bahwa penyakit ini di sebabkan racun yang di produksi mikroba tertentu. Percobaan lain membuktikan adanya sejenis racun atau aflatoxin yang di sebabkan pakan telah kadaluarsa, atau di sebabkan penyimpanan pakan udang yang keliru, atau bahan baku pakan udang yang telah tercemar jamur. Semuanya menunjukkan gejala klinik yang sama dengan penyakit udang merah. Dilapangan, penyakit ini banyak di jumpai jumlah kematian udang ini tidak tentu, kadang-kadang dalam jumlah populasi kecil, tetapi saat di jumpai dalam jumlah banyak, bergantung tingkat pencemaran racun tersebut.
Kadang-kadang penyakit ini semakin parah apabila terjadi komplikasi dengan infeksi ikutan dari bakteri garam negative. Pencegahanya, berhati-hati dalam memilih pakan udang dan melakukan penyimpanan pakan secara baik dan benar.

Syndrome Otot Coklat (brown Muscle Syndrome)
Sindrom penyakit ini terinfeksi dari saat periode akhir larva udang. Penyakit ini bukan karena infeksi biotic dan udang masih dapat di pelihara dengan akibat tidak serius. Pada udang dewasa yang di panen, kasus penyakit ini paling banyak hanya 3-4% dengan di tandai warna terang sampai dengan coklat tua pada tubuh udang, terutama pada otot thoraco abdominal lateralis. Penyebabnya belum di ketahui, tetapi keadaan ini berkaitan erat dengan lingkungan dan stress akibat kesalahan manajemen budidaya. Akibat ini semakin fatal apabila di lakukan dengan penebaran kepadatan tinggi.

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger