Wednesday, May 11, 2011

Membantu Udang Dengan Biji Teh


Biji teh ternyata bermanfaat bagi petambak. Di dalam tambak udang kerap kali di jumpai ikan kecil, kepiting, dan hewan-hewan lain. Keberadaan mereka dapat menjadi pesaing bagi udang dalam memperebutkan yang terlarut, pakan, dan lain-lain. Bahkan, mereka bisa menjadi pemangsa udang. Meski begitu, hewan-hewan yang tidak di undang ternyata dapat di usir dengan biji-biji teh.
Hewan-hewan tersebut dapat menurunkan produktivitas udang. Karena itu, merugikan secara ekonomis. Bahkan secara tidak langsung, daya dukung lahan turun dan tingkat produktivitas lahan menjadi rendah. Selanjutnya, kebutuhan konsumsi pakan meningkat sehingga rasio konversi pakan menjadi tinggi.
Secara garis besar, keberadaan hewan tersebut masuk ke dalam tambak terbawa aliran air dan kemudian berkembang biak di dalam tambak. Umunya, petambaktelah menyadari hal tersebut, sehingga petambak menambahkan saringan halus di ujung pipa paralon atau di depan pintu masuk air yang menuju tambak. Tetapi telurnya masih dapat masuk ke tambak.


BIJI TEH
     Uapaya penanggulangan hewan pesaing dan pemangsa dapat di lakukan dengan menggunakan biji teh  yang dalam kalangan petambak di kenal dengan nama saponen. Dosis yang disarankan adalah 10-15 ppm (part per million) atau satu bagian larutan dalam satu juta bagian pelarut.
Saponen di lapangan banyak di jumpai dalam dua macam bentuk, yaitu bentuk tepung (powder) dan bentuk lempeng (plaque). Kedua macam saponen dapat di gunakan dengan manfaat yang sama. Dalam menentukan pilihan, sebaiknya petambak mengetahui berapa persen kemurnian (purity) biji teh yang terkandung di dalamnya.
Sebab tanpa mengetahui dengan tepat persentase kemurnian kandungan biji teh tersebut, akan sulit menentukan dosis yang tepat. Contoh: seorang petambak mempunyai kolam seluas 5.000m2 dengan kedalaman air 150 cm dan akan menggunakan saponen, sedangkan di lapangan terdapat dua macam saponen, yaitu: saponen A dengan kemurnian 65% seharga Rp 600//kg, sedangkan saponen B dengan kemurnian 85% seharga Rp 650/kg.
Kadar air dari kedua saponen tersebut adalah: 11%, dan saponen mana yang akan di pilih? Untuk manjawab pertanyaan tersebut di butuhkan tahapan pertimbangan, yaitu: 1) Hitung dahulu harga satu gram saponen murni, 2) tentukan dosis yang akan di gunakan, misal: 10 ppm, 3) hitung jumlah air yang ada dalam kolam,misal: dari kolam tersebut sebagain air di buang dan sisa tinggal 80 cm, 4) hitung kebutuhan masing-masing saponen, 5) hitung nilai uang akan di keluarkan untuk membeli saponen, 6) tentukan pilihan saponen mana yang akan di gunakan, sebab harga murah belum tentu lebih ekonomis, 7) teknik aplikasi penggunaan panen agar dapat merata di seluruh perairan dalam waktu yang cepat dan tidak menimbulkan pelapisan (stratification) dalam perairan.
Menggarisbawahi pernyataan nomor 3 yaitu: sebagai air tambak harus di buang. Ini bertujuan sbb: 1) menghemat biaya penggunaan saponen, karena volume air dengan kedalaman air 150 cm dan 80 cm dengan luas tambak yang sama akan berbeda, 2) mengurangi resiko dari dampak negative yang di sebabkan oleh saponen, karena di dalam saponen mengandung:
  1. Preparat kimia yang dapat membunuh hewan pesaing dan pemangsa pada dosis tertentu,
  2. Preparat kimia turunan ditergen yang dapat menimbulkan busa di atas permukaan air tambak dan akan mengikat oksigen dalam jumlah banyak, sehingga di sarankan agar kincir tetap di hidupkan,
  3. Preparat kimia yang bersifat asam setelah bereaksi dengan air tambak dan kerap kali pH menjadi turun setelah pengguanaan saponen,
  4. Pengurangan air jangan di bawa 80 cm. Hal ini bertujuan agar udang tidak mengalami stress terlalu berat, karena stress dapat menimbulkan dampak negative pada udang, contoh: pada stress ringan udang tidak mau makan,stress agak berat udang akan ganti kulit, dan stress berat berakibat kematian.
Selain itu, pengurangan air untuk tambak intensif jangan di bawah 80 cm, karena hal ini tidak sesuai dengan kebiasaan (habitat) udang untuk dapat hidup layak secara optimum. Pengurangan air di bawah 80 cm akan menimbulkan dampak negative yang panjang dan tingkat produktivitas tambak menjadi turun.
Setelah hewa-hewan pesaing da pemangsa mati, secepatnya air diisi kembali mencapai ketinggian 150 cm. selanjutnya perhatikan kondisi udang, warna air, oksigen terlarut, control pakan dan pH air secara cermat. Bila pH di bawah 7,2 dan kondisi awan mendung atau hujan, disarankan untuk di beri kapur mati yang telah di cairkan atau kantong kapur yang di letakkan di muka kincir yang di hidupkan.

SARAN-SARAN
  Sebelum menggunakan saponen untuk membunuh hewan-hewan pesaing atau pemangsa, keadaan cuaca dan kondisi tambak harus di perhatikan.
  1. Perlakukan saponen boleh di kerjakan hanya pada pagi hari pukul 9.00 dalam kondisi cuaca yang cerah. Hal ini berkaitan erat dengan reaksi dan fotosintensis oleh phytoplankton berhijau daun A (chlorophil A)
  2. Menghitung dosis saponen secara tepat.
  3. Mengamati kondisi perairan tambak, termasuk: warna air, pH, oksigen terlarut (DO) dalam kondisi ideal, dan peralatan tambak dalam tambak harus dalam kondisi baik, terutama kincir air.
  4. Tersedia air yang sehat dan bersih dalam jumlah cukup, guna pengisian air setelah memberikan saponen
  5. Tersedia kapur mati yang cukup jumlahnya untuk menanggulangi turunya pH air di bawah standar normal.

2 comments:

Unknown said...

Yth. Bapak / Ibu,

Perkenankan kami menawarkan produk KLIR 15 dari SMS, yang berguna untuk basmi hama hama keong dan ikan predator.

KLIR 15 adalah ampas dari bungkil biji teh Camellia Oleifera yang mengandung zat saponin kadar tinggi yang berguna untuk basmi hama keong dan basmi hama ikan predator di perikanan, serta meransang molting serentak pada udang.

Unggulnya KLIR 15 pada Pertanian:
• Membasmi hama keong
• HEMAT, cukup 20 PPM

Unggulnya KLIR 15 pada Perikanan:
• Membasmi hama ikan predator (aman terhadap udang)
• HEMAT, cukup 15 PPM
• Merangsang udang untuk molting serentak.
• Dapat digunakan di air tawar dan di air laut.
• Membantu pertumbuhan plankton, ampas KLIR 15 yang jatuh kedasar kolam berfungsi sebagai pupuk organik.
• Pada saat panen ikan sehingga ikan mudah dipanen.

Aplikasi & Dosis pada pertanian:
KLIR 15 ditebarkan langsung di sawah dengan dosis 30 kg per hektar sawah genangan air 15 cm (20 PPM). Setelah aplikasi, keong mas akan muncul ke permukaan air sehingga mudah diambil / buang.

Aplikasi & Dosis pada perikanan:
KLIR 15 direndam dalam air selama 6 jam agar zat Saponin larut dalam air. Taburkan larutan beserta ampasnya secara merata ke dalam kolam, hidupkan kincir.

Dosis pada air payau:
• Persiapan lahan 15 PPM (75 kg / hektar tinggi air ½ meter).
• 0 – 30 hari 10 PPM / bulan (50 kg / hektar tinggi air ½ meter).
• 31 – 90 hari 10 PPM / 2 minggu (50 kg / hektar tinggi air ½ meter).
• 91 – 120 hari 10 PPM / 2 minggu (50 kg / hektar tinggi air ½ meter).

Pada air tawar, dosis dikali dua.

Bahan aktif zat saponin bekerja dengan cara melumpuhkan sistem saraf dan sistem pernafasan ikan. Udang mempunyai daya tahan 40 kali terhadap racun Saponin dibandingkan dengan ikan. Daya racun Saponin akan hilang sendirinya dalam 2-3 hari di dalam air.

Kandungan KLIR 15
Ampas bungkil biji teh Camellia Oleifera.

Kemasan & cara simpan
Karung plastik 25 kg/sak. Simpan di tempat yang kering, jangan terkena sinar matahari secara langsung. Apabila telah digunakan dan tersisa segera ditutup kembali.

Harga NEGO untuk pengambilan besar

Untuk pemesanan silahkan hubungi sales kami di 0811-1856676.


Terima kasih,
PT. Sinar Multi Satwa

King Market said...

Beli saponen dimna pak

Post a Comment

 
Powered by Blogger