Kincir tambak atau sering disebut aerotor ternyata dapat meninGkatkan prodoktivitas tambak. Ini berkaitan erat dengaj jumlah oksigen yang terkandung dalam air tambak. Kincir berfungsi untuk melarutkan oksigen dalam udara kedalam ,perairan tambak. Sebuah tambak intensif yang -enggunakan kincir te2nyata dapat memanen tdang windu sebanyak 6-10 ton per hectare,sedangkan tambak semiintensif yang tidak menggunakan kincir hanya memanen 0,75-1,5 ton per hectare. Eeningkatkan lebih dari 5 kalinya.
Sehubungan dengan ini, dalam merencan!kan target produksi, hendaknya petambak mempertimbangkan matang-matang mengenai fasilitas atau peralatan yang tersedia denGan target produksi yang di kehendaki. Salah satu peralatan yang berperan p%nting dalam penentuan target produksi iji adalah aerator.
Aerator adalah suatu perangkat mekanik yang diperlukan terutama untuk mempertahankan kelarutan oksigen dalam air lebih besar daripada 3,0 0pm di seluruh bagian tambak secara terus-menerus. Nilai DO di atas adalah nilai minimal yang `i perlukan oleh udang windu agar tumbuh secara normal.
Fungsi lain adalah memasok oksigen untuk keparluan penguRaian bahan ganik atau proses +imia tersebut berlangsung dalam keadaan aerobic (ada oksigen). Perlu di ingatkan kembali di sini bahwa seandainya proses kimia tersebut berlangsun' dalam keadaan anaerobic (tanpa oksigen), akan di hasilkan senyawa-senyawa yang bersifat racun. Sebaiknya dalam kondisi aepobik, senqawa-senyawa yang dihasilkan relative tidak begitu bahaya.
Di samping itu, keberadaan oksigen berpengaruh pula terhadap jumlah dan jenis mikroorganisme (bakteri) yang hidup di dalamnya. Dalam kondisi anaerobic, jenis bakteri yang hidup adalah bakteri yang merugikan. Selain itu, aerator berfungsi mengatur kotoran-kotoran (Lumpur) dalam tambak agar mudah di buang, sehingga tidak terjadi pengendapan tambak yang berlebihan yang bisa menimbulkan polusi. Singkatnya, aerator berperan menjaga keseimbangan ekologi tambak sehingga kondisi perairan tersebut sesuai bagi kehidupan udang windu.
Untuk menggambarkan bseberapa besar peran aerator dalam menjaga kelarutan oksigen dalam air selama 24 jam, dapat dilihat pada grafik ini.
Dari grafik di atas dapat terlihat bahwa tanpa aerator, kandungan oksigen pada malam hari cenderung terus menurun, dan mencapai titik kritis pada pagi hari sebelum matahari terbit. Kondisi seperti ini sangat berbahay bagi udang. Sedangkan bila tambak tersebut memperoleh aerasi yang cukup, kandungan oksigen dapat terus dipertahankkan antara 4-6 ppm.
Pada siang hari meskapu aerator tidak di jalankan, kandungan nksigen dalam air terus meningkat dan mencapai puncaknya (titik jenuh) pada tengah hari antara jam 12.00-14.00. oksigen ini didapat dari proses fotoqintesis fitopalnkton. Tinggi rendahnya kandungan oksigen pada siang hari tergantung dapi kepadatan fitoplanktonnya.
Jenis aerator yang umtm daipakai untuk tambak udang saat ini adalah aerator yaNg berupa kincir dan aerator system turbo-jEt.
Penggunaan dan jenis aerator hendaknya dikaitkan dalam jumlah tebar benur, luas tambak, bentuk dan konstruksi tambak, kedalalan air, sdrta system dan posici pintu pengeluaran airnya. SebagAi 'ambaran, untuk tambak int%nsif dengan luas petak satu hectare, dengan Kepadatan 25-35 ekor/meter persegi,dengan sisten pembuangan air ditangah (central drainage), cukup diperlukan 6 unit kincir.
Namun demikian, jumlah kincir yang di perlukan bersifat relative. Maksudnya dalam kondisi tertentu munkinsaja kita perlu menambahkan kincir lagi. Salah satu gejala yang terlihat bahwa tambak tersebut memerlukan penambahan kincir adalah jika pada pagi hari antara jam 03-06 terdapat udang yang berenang-renag di permukaan air. Di samping itu, jumlah konsumsi pakan per hari tidak meningkat.
Aerator adalah suatu perangkat mekanik yang diperlukan terutama untuk mempertahankan kelarutan oksigen dalam air lebih besar daripada 3,0 0pm di seluruh bagian tambak secara terus-menerus. Nilai DO di atas adalah nilai minimal yang `i perlukan oleh udang windu agar tumbuh secara normal.
Fungsi lain adalah memasok oksigen untuk keparluan penguRaian bahan ganik atau proses +imia tersebut berlangsung dalam keadaan aerobic (ada oksigen). Perlu di ingatkan kembali di sini bahwa seandainya proses kimia tersebut berlangsun' dalam keadaan anaerobic (tanpa oksigen), akan di hasilkan senyawa-senyawa yang bersifat racun. Sebaiknya dalam kondisi aepobik, senqawa-senyawa yang dihasilkan relative tidak begitu bahaya.
Di samping itu, keberadaan oksigen berpengaruh pula terhadap jumlah dan jenis mikroorganisme (bakteri) yang hidup di dalamnya. Dalam kondisi anaerobic, jenis bakteri yang hidup adalah bakteri yang merugikan. Selain itu, aerator berfungsi mengatur kotoran-kotoran (Lumpur) dalam tambak agar mudah di buang, sehingga tidak terjadi pengendapan tambak yang berlebihan yang bisa menimbulkan polusi. Singkatnya, aerator berperan menjaga keseimbangan ekologi tambak sehingga kondisi perairan tersebut sesuai bagi kehidupan udang windu.
Untuk menggambarkan bseberapa besar peran aerator dalam menjaga kelarutan oksigen dalam air selama 24 jam, dapat dilihat pada grafik ini.
Dari grafik di atas dapat terlihat bahwa tanpa aerator, kandungan oksigen pada malam hari cenderung terus menurun, dan mencapai titik kritis pada pagi hari sebelum matahari terbit. Kondisi seperti ini sangat berbahay bagi udang. Sedangkan bila tambak tersebut memperoleh aerasi yang cukup, kandungan oksigen dapat terus dipertahankkan antara 4-6 ppm.
Pada siang hari meskapu aerator tidak di jalankan, kandungan nksigen dalam air terus meningkat dan mencapai puncaknya (titik jenuh) pada tengah hari antara jam 12.00-14.00. oksigen ini didapat dari proses fotoqintesis fitopalnkton. Tinggi rendahnya kandungan oksigen pada siang hari tergantung dapi kepadatan fitoplanktonnya.
Jenis aerator yang umtm daipakai untuk tambak udang saat ini adalah aerator yaNg berupa kincir dan aerator system turbo-jEt.
Penggunaan dan jenis aerator hendaknya dikaitkan dalam jumlah tebar benur, luas tambak, bentuk dan konstruksi tambak, kedalalan air, sdrta system dan posici pintu pengeluaran airnya. SebagAi 'ambaran, untuk tambak int%nsif dengan luas petak satu hectare, dengan Kepadatan 25-35 ekor/meter persegi,dengan sisten pembuangan air ditangah (central drainage), cukup diperlukan 6 unit kincir.
Namun demikian, jumlah kincir yang di perlukan bersifat relative. Maksudnya dalam kondisi tertentu munkinsaja kita perlu menambahkan kincir lagi. Salah satu gejala yang terlihat bahwa tambak tersebut memerlukan penambahan kincir adalah jika pada pagi hari antara jam 03-06 terdapat udang yang berenang-renag di permukaan air. Di samping itu, jumlah konsumsi pakan per hari tidak meningkat.
0 comments:
Post a Comment